Mohon tunggu...
KOMENTAR
Fiksiana

Anak Lanang

14 Juli 2024   12:54 Diperbarui: 14 Juli 2024   12:55 39 1
Di suatu pagi yang tenang, tepat pada pukul 05.20, Bu Tri mengirim pesan singkat ke anaknya, Anak Lanang. "Assalamualaikum," sapa Bu Tri dengan lembut.

Anak Lanang, yang baru saja bangun dari tidurnya, menjawab dengan cepat, "Waalaikumsalam Bu. Alhamdulillah sehat Bu. Ibu sehat?"

Bu Tri tersenyum melihat jawaban anaknya. "Alhamdulillah sehat. Kerjain apa sekarang?" tanyanya penasaran.

Anak Lanang membalas sambil menyeduh kopi paginya. "Tadi habis ngopi ngerjain artikel untuk disubmit, Bu. Kemarin-kemarin ngerjain beberapa terjemahan Alhamdulillah."

Bu Tri memberikan nasihat keibuan yang hangat, "Dapat proyek dong. Jangan dibiasakan ngopi, perut kosong. Belajar merubah gaya hidup sehat. Paling tidak mengurangi risiko."

"Iya Bu, kan udah pernah asam lambung, jadi kalau mau ngopi makan dulu," jawab Anak Lanang, mengingat pengalaman pahitnya. "Iya Bu, aku beli tas," tambahnya dengan semangat.

Bu Tri senang mendengar kabar baik dari anaknya. "Alhamdulillah. Beli vit D dari apotek, untuk asam lambung, Ibu udah konsumsi, gak minum obat maag lagi. Harganya 12 ribuan."

"Kalau kambuhnya pas belum makan terlalu lama aja, selama tepat waktu aman," balas Anak Lanang.

Percakapan berlanjut hingga Bu Tri mengingatkan anaknya untuk memeriksa mata. "Beli aja kalau udah gak nyaman," kata Bu Tri.

Akhirnya, Anak Lanang memutuskan untuk memesan kacamata. "Ya nanti ke tokonya lagi," katanya, merasa lega setelah menerima banyak nasihat dari ibunya.

Hari demi hari berlalu, dan percakapan mereka terus berlangsung. Bu Tri selalu mengingatkan Anak Lanang untuk menjaga kesehatan dan menyelesaikan tugas-tugas kuliahnya. Hingga akhirnya, pada tanggal 30 April 2024, Anak Lanang melaporkan bahwa ujian sidangnya berjalan lancar.

"Ujian hari ini mas. Semoga lancar dan dimudahkan semuanya," pesan Bu Tri dengan penuh harap.

"Udah selesai Bu, tadi yang bisa hadir satu penguji aja, sama pembimbing pertamaku. Jadi nanti tinggal datengin langsung yang gak penguji utama. Ini mau ke kampus satu nemuin pembimbing dua," jawab Anak Lanang dengan lega.

"Alhamdulillah... dilanjut," kata Bu Tri, penuh kebanggaan.

"Alhamdulillah Bu," jawab Anak Lanang, merasa puas dengan pencapaiannya.

Meskipun Anak Lanang tidak terlalu suka berfoto, Bu Tri tetap meminta bukti keberhasilannya. "Gak terlalu pengen foto-foto kalau momen yang gini Bu, aku udah tidak terlalu merasa senang euforia gini," katanya.

"Bukan euforia, ibu perlu bukti," tegas Bu Tri.

Percakapan mereka ditutup dengan penuh kehangatan. Bu Tri merasa lega dan bangga melihat Anak Lanang yang semakin dewasa dan bertanggung jawab. "Alhamdulilah, Masyaallah gantenge.... lega," ucapnya.

Anak Lanang hanya bisa tersenyum, merasa diberkati dengan ibu yang penuh kasih seperti Bu Tri. "Alhamdulillah," jawabnya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun