Beberapa saat kemudian, Wida mengirimkan sebuah foto, mungkin momen yang ia bagikan kepada teman-teman dalam grup. Meskipun media tersebut tidak bisa dilihat oleh kita, tapi pasti itu merupakan kenangan yang berharga bagi mereka.
Dra. Supariem, dengan tulus, menyampaikan terima kasih atas jamuan yang telah diberikan oleh Bu Wida, serta ungkapan rasa syukurnya atas kehangatan yang dirasakan oleh seluruh anggota. Handayani juga ikut berucap terima kasih, bahkan dengan candaan menyatakan harapannya untuk bisa dimasak oleh Bu Wida lagi di waktu mendatang.
Septinayati juga turut menyampaikan terima kasih kepada Wida atas fasilitas silaturahmi yang telah diberikan. Doanya semoga berkah bagi Wida dan keluarganya serta semua anggota grup. Tidak ketinggalan, Bertakodri juga menyampaikan permohonan maaf atas segala kesulitan yang mungkin timbul, dan mengakui bahwa hanya Allah yang mampu membalas kebaikan.
Septi Aprili juga turut berbicara, mengucapkan rasa syukurnya atas keadaan yang baik. Dia berbagi bahwa dirinya baru saja pulang dari Lampung, meskipun hanya untuk dua hari. Namun, melihat foto profil grup membuatnya merasa kangen akan teman-temannya.
Namun, satu pesan dari Wida kemudian dihapus, mungkin karena alasan tertentu. Tapi Wida kembali dengan ucapan doa dan harapan agar pertemuan ini menjadi awal dari ikatan silaturahmi yang kuat.
Di akhir percakapan, Wida memberikan sedikit candaan terhadap panggilan 'Bunbun' yang mungkin tidak lazim di grup tersebut. Namun, suasana tetap hangat dan penuh keakraban di antara para alumni guru Al Kautsar. Dan meskipun mungkin tidak semua hadir, kebersamaan mereka dalam grup ini menjadi pengikat yang kuat bagi silaturahmi yang sempat terpisah.