Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Semoga

16 Oktober 2011   23:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:52 79 0
Pagi datang dengan tenang, kicauan burung seperti biasanya di cemara. Mata mulai berat namun pertanyaan belum terjawab. Rasa dan angan belum beranjak dari masa silam. Dia datang dan pergi, itulah kenangan. Kenangan yang diharapkan menjadi rangkaian cita-cita. Matahari mulai menanjak, embun hampir mengering, air mata terasa asin dilidah yang kelu.

Kemarin tawa membahana, kini hilang terbungkam dusta. Tangisan haru dalam cerita berganti luka dan air matanya. Tak ada kata-kata merangkai jawaban. Hanya harapan dalam hati, kelak ketika aku seperti mentari yang selalu terbit di timur tanpa berjanji, kau masih disitu menanti.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun