Kemarin malam, senin 6 Juni 2011 adalah hari yang tak kan terlupakan oleh ku, untuk kedua kalinya sejak ku bertemu manusia super itu di kala kecil. Ketika aku berumur 8 tahun, aku dengan ayah ku tercinta menghadiri acara ulang tahun dirgantara yang memamerkan atraksi pesawat. Di tengah-tengah kerumunan orang-orang penting, dan suara pesawat yang berlalu lalang berputar-putar bak halilintar aku melihat sosok manusia yang sangat menginspirasi ku dari kejauhan. Namun kini, aku dapat melihatnya dan bertatap muka dari jarak dekat, begitu dekat. Dia adalah Prof. Dr. Ing. B J Habibie, yang diumur 24 tahun meraih master, dan meraih doktor pada umur 28 tahun dalam bidang engineering.
Eyang, begitulah ia memperkenalkan dirinya pada kami, mahasiswa Indonesia di Mesir dalam acara dialog umum dengan tema “Indonesia Pasca Reformasi dan Peran Lulusan Azhar”. “Saya sudah berumur 75 tahun, jadi panggil saya dengan Eyang”, ucap beliau dengan senyuman indah khasnya. Kami, seluruh mahasiswa merasa begitu dekat dengan beliau, dengan ketawadhu’an Pak habibi meminta izin pada kami untuk berdiri, padahal hampir semua hadirin dalam keadaan duduk. Inilah presiden kita tahun 1998-1999 yang mampu menekan inflasi saat Indonesia diterpa gejolak politik dan ekonomi, presiden kita yang satu-satunya pakar teknologi. Sebelum itu, sempat diputar lagu Nasioanal Indonesia Raya, hmm… sudah 2 tahun aku tidak menyanyikan lagu ini, sungguh menggetarkan jiwa dan raga.