keberhasilan para migran merupakan harapan para migran yang lain yang baru saja ingin memperbaiki nasib mereka.
tapi sayang, harapan tinggal harapan, banyak migran yang di luar sana  yang mempunyai masalah. baik masalah kekurangan perlindungan hukum, tidak memiliki dokumen resmi, kurangnya pengawasan badan badan pekerja migran Indonesia maupun dari KBRI setelah berada di luar negri.
oh ya sebelumnya kita harus satu persepsi yang dimaksud pekerja imigran adalah  TKI yang bekerja di luar negri.
Permasalahan tidak hanya datangnya dari pekerja migran tapi juga anak anak pekerja migran.
lewat buku Au loim fain karya Romi perbawa. buku ini adalah buku dengan gambar foto dokumentasi yang hitam putih mengenai kisah anak anak pekerja migran dengan permasalahan yang mereka hadapi.
Dalam karya foto dokumenter terkadang ada gambar yang di tutupi baik nama dan wajah untuk menjaga privasi korban kejahatan yang terjadi pada anak migran.
karena berwarna hitam putih tergambarkan kisah pilu anak-anak migran baik anak anak yang tinggal di Indonesia ataupun anak pekerja migran saat ia masih negara tetangga.
seperti YI Â seorang anak gadis yang asal dari Madura. selama Orangtua YI bekerja di Malaysia, ia diperkosa oleh kakak ipar yang dipercayai untuk merawatnya selama orangtuanya kerja di luar negri.
lain halnya dengan Yohannes Bananaek dan Andrias Sau yang duduk lemas didepan peti mayat sang ibu Adelina yang meninggal dunia karena kekerasan yang dilakukan oleh majikan.
Sungguh menyedihkan melihat foto dokumentasi ini. dibalik kesedihan ada pula keberhasilan anak pekerja  migran yang  bernama Septilia yang berhasil mengwujudkan cita-cita  hingga ia menjadi gelar dokter. Septilia sudah ditinggal sang ibu yang bekerja di taiwan sejak ia kelas satu sekolah dasar .
walaupun buku Au loim fain  tanpa warna alias hitam putih akan tetapi tergambarkan kisah pilu para pekerja imigran.
buku ini memiliki hard cover sehingga enak dilihat seperti melihat album foto hitam putih mengenai kisah nyata para pekerja imigran.
sangat disayangkan banyak foto yang menggambarkan duka selama bekerja sebagai imigran daripada foto keberhasilan para imigran .