berhenti untuk mengekang keliaran imajinasi ditengah kucuran hujan lebat. Sore ini, kubiarkan lelah menjadi pengganti cemilan malam, bukan untuk menghibur melainkan hanya ingin terus mengais kepingan kata hingga nantinya akan mempesonakan kekelaman ini. Entah apa, "apa" dan selanjutnya berganti "bagaimana" kemudian beralih "biarlah". Sebatas inikah kemauan hidup?? masih takut untuk membuka jendela? engkau kemanakan setiap detakan yang dititipkan?masih sangat manjakah atau sengaja disembunyikan hingga nantinya hanya kemolekan yang disodorkan,malang.. Apa masih ingin tetap menjadi mati sebelum akhir nya menjadi kerontangan tulang belulang yang nyata? coba hitung berapa banyak debaran yang menyembur ketika kau berujar bahwa kau ingin hidup dikalangan minoritas duniamu.
Tersedak tiba- tiba kala kunyahan rangkaian cerita kehidupan ini masih begitu banyak polesan kemunafikan, tambahan rempah apa lagi yang ingin dihidangkan untuk memenuhi selera wajah pecundang itu? guratan ini hanya berteman dengan seruputan kopi hitam yang khas:)