Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik Pilihan

Politik Tasabuh, Gerakan Nasionalisme Masyarakat Pinggiran

5 Maret 2015   18:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:07 85 0

Indonesia merupakan Negara berkembang, dengan masyarakat yang heterogen. Kemerdekaan Negara Indonesia didapat tidak semudah membalikan telapak tangan. Semangat Nasionalisme membara dalam jiwa setiap masyarakat dalam mengusir segala bentuk imperialisme di tanah nusantara. Namun siapasangka benih-benih nasionalisme bukan hanya difahami oleh kalangan terpelajar/bangsawan yang tergabung dalam organisasi Boedi Oetomo saja, yang dewasa kini telahbanyak ditulis dalam sejarah nasional sebagai organisasi pelopor kemerdekaan.dalam penulisan sejarah dan pemaparan sejarahwan tidak semuanya obyektif dalammenyajikan sejarah, masih ada kelas-kelas dan sederet kepentingan yang menyertainya. Kendati demikian penulis mencoba menuliskan kebenaran sejarah yang terlupakan, sebuah gerakan nasionalisme oleh kaum pesantren dan pribumi yang tidak banyak ditulis, atau bahkan tidak pernah ditulis oleh parasejarahwan.


Jawa Timur, merupakan provinsi dipulau jawa dengan penduduk mayoritas petani dan nelayan. Masyarakat di provinsi ini mayoritas adalah muslim, tanpaharus mempersoalkan kelas-kelas antara Santri, Abangan, maupun bangsawan. Sepertiyang dituliskan Cliford Greatz dalam penelitianya “The Relegion of Java”. Dari Jawa Timur menuju Jombang, sebuah daerah di provinsi jawa timur yang terkenal dengan kota santri, dikarenakan banyaknya pondok pesantren yang berdiri diwilayah tersebut. Tebuireng sebuah pondok pesantren tertua di kabupaten tersebut sebagai institusi yang mengajarkan tentang berbagai keilmuan Agama Islam. Bertempatkan di daerah yang subur dengan masyarakat mayoritas petani, tempat ini menarik kaum kolonial belanda untuk mengeruk kekayaan alamnya, Terbukti dengan adanya pabrik tebuh milik Belanda yang sampai hari ini berdiri kokoh.

Hadratus syekh KH. Hasyim Asy’ari adalah sosok ulama’, intelektual organik yang berani menentang setiap kebijakan pemerintah hindia-belanda yang dinilai menindas kaum pribumi. Salah satunya dengan mengeluarkandalil atau plat form politik yang dapat membangun semangat dan persatuan antar umat waktu itu. “Man Tasabaha bikaumin fahua minhum” (barang siapa yangmenyerupai kaum tersebut, maka termasuk dalam golonganya), adalah salah satuplat form politik yang digunakan beliau dalam menanamkan jiwa nasionalisme diantara masyarakat petani dengan pendekatan keagamaan dan kebudayaan tradisional.

Sebuah gerakan yang digalang oleh kaum pesantren dan masyarakat pinggiran tersebut, terbukti sangat efektif dalam mengusir penjajah. Puncak dari gerakan tersebut adalah Resolusi Jihad yang dikeluarkan oleh KH. HasyimAsy’ari dengan platform “Hubbul Wathon minal Iman”. Bekerja sama denganbung Tomo para santri dan arek-arek soerabaya berhasil mengusir kolonialisme yang ingin kembali menduduki Negara Indonesia, yang sampai hari ini kitapringati sebagai hari pahlawan nasional 10 November.

Maka dari itu sebagaimana pesan Ir.Soekarno “Jasmerah” (Jangansekali-kali melupakan sejarah) melihat dan memahami sejarah dengan obyektif.Sekecil apapun peran andil kejadian tersebut sejarah tetaplah sejarah. Bukan barang yang sakral, namun penting sebagai pegangan dalam menatap masa depan. Wallahulmuwafiq ila aqwami thoriq.

Malang13-02-2015

disampaikan untuk sekolah ideologi

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun