Silaunya mentari pagi memaksaku beranjak meninggalkan tilam kusutku. Istriku sedang mengemas gorengan yang akan dibawanya ke pasar di depan rumah. Di meja ada kopi yang sudah mulai dingin dan beberapa potong goreng pisang yang tidak utuh. Cukupalah kudapan buat kami di pagi ini karena tak mungkin dijual serta. Tergesa, kuseruput kopi buatan istriku. Aku harus cepat-cepat, takut Ultop berubah pikiran. Semalam, kami telah sepakat. Mendatangi rumah ibumu di ujung desa. Kabarnya, kau akan kesana menghadiri selamatan adik bungsumu yang baru saja menang di pemilihan legislatif.