Development is about giving hope to ordinary people that their childrenwill live in a society that has caught up with the rest of the world.Take that hope away and the smart people will use their energies not todevelop their society but to escape from it—as have a million Cubans.- Paul Collier
Suatu hari ketika masih duduk di bangku mahasiswa, saya dan beberapa kawan nangkring di kamar kawan kami, Reisky Handika. Sembari mendiskusikan tentang esai-esai yang hampir membuat kami meregang nyawa, kami sedikit memperhatikan siaran televisi yang tersetel menyala. Siarannya saat itu banyak bercerita tentang aksi Front Pembela Islam (FPI) yang tengah mengamuk masa akibat suatu hal, (saya lupa persisnya apa). Menyaksikan tayangan tersebut, kami ramai berkicau tentang betapa kacaunya institusi ini. “Ini kelompok ganggu banget seh!” ujar seorang kawan. Seorang kawanku yang lain, Patrya Pratama, dengan mata tetap terpaku pada layar kaca kemudian menyeletuk, “You know, the only thing that can stop them is giving them school and job!” (Kau tahu, satu-satunya cara untuk menghentikan mereka adalah, berikan mereka pendidikan dan pekerjaan.)
Sederhana? Tapi saya kira celetukan sederhana di atas merefleksikan sebuah ide brilian mengenai dampak dari rendahnya tingkat pendidikan dan kemiskinan terhadap kekerasan.