Suatu minggu disebuah gereja di Bandung, saya yang duduk sebagai jemaat tamu mengikuti dengan tertib ibadah pagi itu, dan jemaat juga kelihatan memenuhi seluruh gedung gereja, saya sungguh kagum melihat ketaatan jemaat disini. Seorang pendeta muda memulai khotbahnya dengan memperkenalkan dirinya terlebih dahulu, ternyata beliau pendeta tamu dari daerah lain dalam rangka pertukaran berkala pengkhotbah. Pendeta itu sangat santai dan bisa membuat jemaat lepas dari kekakuan. Ditengah-tengah khotbahnya pendeta itu mangatakan: “ saudara-saudara sekalian, saya yakin sekali semua saudara disini sangat rajin dan tekun beribadah, karena saudara semua ingin masuk sorga, bukankah begitu?” dan jemaat dengan serta merta manjawab: “betul pak pendeta”, ada yang bilang “iya benar”, dan pendeta itu juga melanjutkan: “begitu juga bapak ibu penatua, semua juga ingin masuk sorga, bukankah begitu?”, kembali jemaat danpara penatua dengan riang menjawab setuju. Pendeta itu tersenyum dan mengatakan lagi: “ sekarang siapa yang mau masuk sorga coba acungkan tangannya” kembali jemaat semuanya mengacungkan tangan. Tiba-tiba pendeta itu bertanya dengan suara yang lebih keras: “ sekarang saya mau tanya, siapa yang ingin berangkat kesorga sore ini, coba acungkan tangannya”, gereja itu menjadi hening, para jemaat saling berpandangan, dan tidak satupun terlihat tangan yang teracung.