Kau temukanku disudut, memeluk dinginya sepi
Kau itukah adam?
Yang memungut kayu berserakan
Yang mengadu batu memercik api
Mencipta perapian
Diantara nyala api kita mulai berdialog
Saling memperkenalkan diri
Dan kau mulai mengalun nada, meraih jemari
Merengkuhku untuk mulai menari
Namun pada akhirnya kita kehabisan kayu
Menyisakan bara merekah merah
Berpendar temaram diwajahmu
Disana, dua bola matamu
Lekat menusuk, menggores relungku
Hingga tak ada lagi yang tersisa
Selain gulita yang nyata adanya
Dan kau mulai merakit kata
Mendendang kalimat perpisahan.