Beberapa film ini terakhir ini justru menunjukkan kelas dunia, seperti My Name is Khan, 3 Idiots, dan Taare Zameen Par (Like Star on Earth - 2007). Khusus untuk 2 film terakhir, ada bintangnya juga, yakni Aamir Khan.
Dulu, memang film India itu konotasinya kampung banget, tapi liat makna nilai-nilai kemanusiaan yang tinggi dan 'warna-warni' gambar dalam film ini mengingatkan bahwa itu adalah ciri-ciri khas refleksi dari kebudayaan dan peradaban tinggi. Mereka punya ciri khas tersendiri yang tidak mengikuti arus film-film Hollywood.
Kekaguman akan film-film Bollywood juga karena tren cerita-nya tidak mengikuti tren yang sedang hot dari film-film Hollywood. Banyak film-film Bollywood yang bertutur cerita dari negeri mereka sendiri secara lugas dan jujur. Ini yang menarik karena Film-film Mandarin pun yang berasal dari cerita-cerita rakyat Tiongkok terbukti jauh lebih berhasil di bioskop2 ketimbang dari cerita yang mengadaptasi skenario film-film Hollywood. Jelas film-film Bollywood tidak hanya mencari uang semata tapi merupakan ekspresi budaya dari masyarakat di sana. Inilah yang pantas diteladani (kata : ditiru tidak sesuai)
Menanggapi budget film-film India yang cenderung mencari "murahan," jelaslah ketika kita menonton sebuah film, penggunaan teknologi bukanlah syarat utama bagus tidaknya sebuah tontonan. Dan, masalah pemandangan Swiss yang banyak terdapat dalam film-film India, sekali lagi penulis itu agak kecele karena dirinya mungkin belum pernah ke daerah-daerah India yang berbatasan langsung dengan pegunungan Himalaya.
Daerah-daerah India bagian Utara, seperti provinsi Jammu dan Kashmir, Laddakh, dll amatlah indah, lebih indah dari pegunungan Alpen di Swiss. Bahkan di daerah-daerah ini, banyak bentuk-bentuk perkampungan yang menyerupai daerah-daerah tanah perjanjian di Timur Tengah.
Well, ada pepatah : Tak Kenal, Tak Sayang. Dan memang itulah yang terjadi bila kita hanya melihat sesuatu dari sisi luar saja.