Membaca dan mengingat kembali pendidikan dan akhlak yang diajarkan oleh orang tua zaman dahulu kepada anak-anaknya, saya pun jadi teringat bahwa apa yang diajarkan oleh
bapak dan
emak saya di kampung benar-benar dapat mengantarkan saya (bersama kedua kakak saya tentunya) pada pribadi dan keluarga yang oleh kebanyakan aktivis pergerakan saat ini disebut sebagai
titik aman. Ketika saya membaca sebuah status di media sosial, yang ditulis oleh seorang teman yang dahulu ia adalah aktivis pergerakan kampus pada era 2000-an, menulis dengan bahasa
aktivis-nya “
Alhamdulillah, atas izin Allah apa yang selama ini ditunggu akhirnya muncul juga, NIP saya keluar dan tinggal menunggu SK (surat keputusan) untuk melaksanakan tugas Negara. Teringat ketika saya kuliah dulu, apa yang saya dapat saat ini semata menempatkan saya berada pada titik aman, karena jika saya nantinya menjadi kaya, orang akan curiga darimana dan apa yang saya lakukan hingga harta saya berlimpah. Sebaliknya, jika saya miskin, kemana uang yang saya dapat padahal Negara telah me ‘ngotrak’ seumur hidup saya, hehehe”.
KEMBALI KE ARTIKEL