Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Friendzone

11 November 2013   21:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:17 47 1
---

suatu sore yang dingin. kita terbang dalam angan masing-masing. namun kita berjanji untuk bertemu di puncak bukit. aku terus mengikuti awan petunjuk jalan. kau, aku tak tahu bagaimana kau akan datang. lalu aku mendarat lebih dulu. dan menunggu. terus menunggu sampai langit jadi kusam. mendung. sepertinya dia marah. lalu menangis deras sekali. aku basah kuyup. kedinginan dan sendiri.

kau belum juga datang.

malam menjelang. hujan reda dan purnama hadir dengan sombong. aku tak mendengarnya bicara. tapi tatapannya sekan bilang; “hai aku punya banyak bintang disini, kenapa kau sendiri? sedang patah hati? ha-ha.” mungkin benar apa yang purnama bilang. aku sedang patah hati. sekali lagi. berkali-kali. pada orang yang itu-itu saja.

tengah malam. angin menggoyangkan daun-daun. seperti dalang yang mengendalikan wayang. daun-daun menari ke kanan dan ke kiri. diiringi nyanyian jangkrik yang lumayan merdu. aku tetap terjaga. takut-takut kau datang dan aku tak tahu.

sampai pagi menjelang. kau masih belum datang.

aku lelah dan menyerah. kembali ke dunia nyata. dan menyesali semuanya. apa yang telah aku lakukan. apa yang telah terjadi. apa yang telah aku tumbuhkan.

tiba-tiba handphone diatas meja bergetar. sebuah pesan masuk. pesan darimu. aku tersenyum. entah kenapa. padahal baru saja aku ingin membencimu. sama seperti aku membenci diriku sendiri. kubaca perlahan. sekali lagi. berulang kali kubaca lagi. ingin rasanya ku lempar handphone itu ke tembok kamar. tapi, aku pasti butuh waktu lama untuk bisa membeli yang baru. sama seperti berhenti mencintaimu. akan butuh waktu yang lama. sangat lama.

eh aku udah jadian sama ****** , kamu lagi ngapain? udah bangun belum?
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun