Pintu kayu jati masih tegak berdiri, kokohnya seperti seekor macan yang siap menelan segala kebodohanku. Kuatnya seperti dentingan halilintar yang siap mengusirku. Lembutnya seperti hembusan sepoi angin siang hari yang siap merubuhkan hati, mata dan pikiranku. Bahkan..... indahmu masih membuatku takut untuk kembali mengetuk....bahkan hanya untuk sekedar menyentuhmu.
Pintu kayu jati masih anggun dan rapat terkunci. Melindungi secuil hati yang suci..... entah hati siapa
entah untuk siapa.....
entah mengapa.....
biarlah..... sementara bunga-bunga wangi berduri menemaniku
menunggu Pintu kayu jati terkuak
meski aku masih ragu
engkaukah di dalam sana?
--------
: moko
untuk sebuah hati yang masih tertutup