Kami dihina karena tidak pernah kuliah
Sampai - sampai kami tidak lanjut disemseter berikutnya.
Apa salah kami?
Apa dosa kami?
Kami kesini hanya untuk belajar, bukan untuk memberontak.
Apakah kami pantas disebut pemberontak?
Kami hanya manusia biasa, mahasiswa bodoh dan manusia kecil.
Tapi kami punya hak untuk bertanya.
Apa yang salah, kami tanya.
Apa yang keliru. kami tegur.
Apakah kami salah untuk bertanya dan menegur orang tua kami?
Apakah orang tua kami yang ada dikampus ini adalah Tuhan, Dewa yang selalu benar dalam segala hal.
Kalian juga manusia yang pantas menerima kritik dan saran.
Tapi mengapa kami selalu salah dalam segala hal.
Kami ingin beri saran, kalian tolak.
Kami ingin beri teguran, kalian laknat.
Kami mahasiswa yang ingin belajar bukan ingin memberontak.
Kami ingin tahu, tapi kalian menginginkan kami tidak tahu.
Kami tahu kalian adalah orang tua kami dikampus ini, dikampus tercinta.
Tapi kalian tidak mau, kami menjadi anak kalian.
Kalian tidak mau, kami mencintai kampus ini.
Kami kesepian disudut kampus.
Kami rindukan dekapan orang tua dikampus ini.
Kalian terlalu sibuk mengurusi jadwal tiap harinya.
Kalau mahasiswa kalian tidak masuk, kalian apatis karena gajian akan tiba.
Untuk apa mengurusi mahasiswa yang bandel, toh gaji lancar juga.
Hey...
Apakah kalian mahasiswa?
Apakah hidup kalian hanya uang saja?
Kami bukan benda mati, kami hidup dan merasa.
Bukankah kalian yang mengajarkan apa arti hidup, persahabatan, dan kekeluargaan.
Ataukah keluarga kalian adalah petinggi - petinggi kampus ini.
Dan kami hanyalah keluarga tiri yang tak pantas kalian sayangi dan ayomi.
Kami butuh kalian, kalian butuh kami.
Apakah kalian tidak sadar, mengapa mahasiswa baru tiap tahun selalu surut.
Surut kemana surut kepantai bro.
Kalian tidak rasa, mengapa banyak mahasiswa yang selalu membisik telinga satu ke telinga lainnya.
Mengapa? Karena kalian telah menjauh dari kami dan kami merasa sunyi atas dekapanmu.
Hanya satu solusinya.
Kalian dan kami menjadi satu.
Makassar, 25 September 2013