Pak Oke, pemilik angkringan yang telah beroperasi selama lebih dari 15 tahun, memutuskan untuk mengambil tindakan nyata dalam mengatasi masalah sampah yang semakin mengkhawatirkan. "Kami ingin memberikan kontribusi positif bagi lingkungan. Oleh karena itu, kami mulai memisahkan sampah organik dan anorganik sejak awal tahun ini," kata Pak Oke.
Proses pemisahan sampah dimulai dari sumbernya, yaitu di angkringan. Sampah organik seperti sisa makanan dan bahan-bahan dapur diolah menjadi kompos yang digunakan untuk menyuburkan tanaman di sekitar angkringan. Sementara itu, sampah anorganik seperti plastik dan kertas didaur ulang dengan bekerja sama dengan perusahaan daur ulang setempat.
Pak Oke menjelaskan, "Dengan sistem pemisahan ini, kami berhasil mengurangi volume sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir hingga 50%. Selain itu, kompos yang dihasilkan juga membantu memperbaiki kualitas tanah dan tanaman di sekitar kami."
Inisiatif ini tidak hanya berdampak positif pada lingkungan, tetapi juga memberikan inspirasi kepada pelanggan dan masyarakat sekitar. Banyak pelanggan angkringan yang mulai membawa wadah makanan sendiri untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Selain itu, beberapa angkringan di sekitar Yogyakarta juga mulai menerapkan sistem serupa.
"Saya sangat terinspirasi oleh langkah Pak Oke. Ini membuat saya lebih sadar tentang pentingnya pengelolaan sampah," ujar Siti, salah satu pelanggan setia Angkringan Pak Oke.
Keberhasilan Angkringan Pak Oke dalam mengatasi sampah organik dan anorganik menjadi contoh nyata bagaimana bisnis kecil bisa berperan dalam menjaga kelestarian  lingkungan. Dengan semangat dan komitmen yang kuat, langkah-langkah sederhana seperti ini dapat membawa perubahan besar dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat