Pembelotan tersebut diangggap sebagai ketidak puasan kader bawah atas rekomdasi DPP PDIP yang diberikan kepada Eri Cahyadi-Armuji di Pilwali Kota Surabaya.
Selain itu, sikap kader Banteng ketaton juga merupakan ekspresi kecewa atas keputusan DPP yang tidak mencalonkan Wisnu Sakti Buana. Padahal mereka melihat Wisnu sebagai kader partai potensial yang dinilai lebih layak menjadi Calon Wali Kota Surabaya.
Banyak juga yang mengait-ngaitkan sikap membelotnya kader banteng ketaton, dengan terendusnya informasi dugaan permainan mahar 50 Miliar di dalam prose rekomendasi pasangan Eri Cahyadi-Armuji. Entah benar atau tidak, tetapi fakta di bawah Kader PDIP banyak yang tidak suka dengan pencalonan Eri Cahyadi-Armuji.
Di sini tampaknya PDIP tengah gagal melakukan konsolidasi dukungan politik kepada pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota yang tengah diusung di Pilwali Kota Surabaya.