Terlebih jika mendiamkan saudaranya sampai lebih dari 3 hari, ada ancamannya, yaitu tidak akan diterima amal ibadahnya, kecuali sampai kembali berhubungan.
Itulah sebabnya, mengapa silaturahim tidak boleh terputus, jika ada masalah harus segera berdamai dan normalisasi hubungan.
Silaturahim tidak hanya kepada saudara, melainkan juga kepada sanak famili yang terpisah karena jarak dan waktu.
Sebenarnya, silaturahim bisa saja melalui virtual, seperti aplikasi Zoom Meeting atau video call WhatsApp atau Telegram.
Akan tetapi, kebiasaan orang Indonesia belum bisa tergantikan sepenuhnya oleh teknologi, belum afdal rasanya jika belum bertemu secara langsung.
Sebenarnya, apakah silaturahim hanya harus dilakukan saat lebaran saja? Juga mengapa lebih tepat saat Hari Raya Idul Fitri?
Jika berbicara tentang makna Idul Fitri, secara harfiah tepatnya adalah 'kembali makan siang atau berbuka', mengapa? Karena merupakan penanda bahwa Ramadan sudah berakhir.
Setelah sebulan berpuasa yang dilarang makan dan minum saat siang harinya, di lebaran ini sudah diperbolehkan.
Namun, secara kultural, Idul Fitri diartikan sebagai 'kembali suci' yang seharusnya disebut 'fitrah'.
Karena melencengnya makna dari yang aslinya, masyarakat menjadikan momen tersebut sebagai hari bermaaf-maafan sehingga perlu untuk bersilaturahim.
Nah, muncul pertanyaan, apakah momen untuk bersilaturahim hanya dalam Idul Fitri? Di luar itu apa kurang afdal?
Menjadikan Idul Fitri sebagai ajang untuk bersilaturahim ada alasan karena waktu ini sangat panjang karena tanggal merah saat hari raya ditambah cuti bersama.
Momen libur panjang inilah yang menjadi kesempatan berharga untuk pulang kampung dan reuni keluarga atau sekolah.
Momen lebaran inilah hari libur anak sekolah, kuliah, dan kerja memiliki irisan yang sama, tidak seperti libur akhir tahun atau kenaikan kelas.
Sudah bukan rahasia lagi kalau libur lebaran selalu diwarnai dengan kemacetan karena ingin bersilaturahim di waktu yang tepat.
Sebenarnya, soal waktu untuk silaturahim, tidak ada yang spesial, semua waktu sama saja sehingga bisa berkunjung kapan saja.
Terlebih saat ini sudah ada kemajuan teknologi seperti video call atau menggunakan aplikasi virtual, tujuannya adalah 'mendekatkan yang jauh'.
Jadi, silaturahim tidak melulu harus bertemu secara langsung karena bisa secara virtual, setidaknya dapat mengobati rindu meskipun belum tuntas.
Tidak ada keharusan silaturahim dilakukan hanya saat lebaran, melainkan saat longgar, bisa juga mengambil cuti agar bisa berkumpul bersama keluarga walaupun sesaat.