Mohon tunggu...
KOMENTAR
Bola

Israel Berulah: Teror Palestina dengan Gas Air Mata

31 Maret 2023   21:25 Diperbarui: 31 Maret 2023   21:32 323 0
Ramainya berita batalnya Indonesia menjadi tuan rumah sekaligus berkesempatan di ajang Piala Dunia U20 dituding karena gelombang penolakan terhadap Israel.

Banyak yang menafsirkan cara membela Palestina, ada yang tegas menolak, ada juga yang tetap diizinkan, tetapi dengan psywar dan politik diplomasi.

Entah sanksi apa yang diberikan, semua harus siap untuk menerimanya dengan besar hati dan tidak perlu saling menyalahkan apalagi menyerang pihak yang menolak.

Dari sini, FIFA semakin jelas bermuka dua ketika menghadapi Rusia yang 1 tahun lebih menginvasi Ukraina dan Israel yang hampir 8 dekade menginvasi dan memprovokasi Palestina.

Membela Ukraina dianggap sebagai aksi kemanusiaan, tetapi membela Palestina dituduh mencampuradukkan politik dan agama ke dalam sepak bola.

Meskipun begitu, saya masih agak buram terkait alasan pembatalannya, apakah karena penolakan terhadap Israel atau efek domino dari Tragedi kanjuruhan.

Membicarakan soal Israel, 'negara' tersebut lagi-lagi berulah dengan tetangganya yang dulu pernah diperjuangkan mati-matian oleh Sultan Abdulhamid II dari Ottoman.

30 Maret 2023 kemarin, Stadion Internasional Faisal Al-Husseini di Yerussalem diserbu gas air mata oleh serdadu Israel.

Saat itu, ada pertandingan antara Markaz Balata dari Nablus melawan Jabal Al-Mukaber dari Yerussalem, saat half time.

Pertandingan sempat terhenti selama 1 jam karena efek gas air mata yang ditembakkan oleh kekuatan militer dari agresor ini.

Kejadian ini mengingatkan saya dengan Tragedi Kanjuruhan yang tejadi tahun lalu dengan 135 nyawa melayang karena gas air mata oleh polisi, tetapi dikatakan karena angin.

Beruntung, tidak ada korban jiwa yang melayang pada pertandingan final Piala Abu Ammar di Palestina.

Apakah FIFA akan melihatnya sebagai pelanggaran karena menginvasi negara lain dan mengacaukan sepak bolanya? Kita tunggu saja pengumumannya.

Mungkin apa yang dikatakan oleh beberapa gubernur, parpol, dan MUI ada benarnya untuk menolak 'negara' tersebut.

Sayangnya, mereka sudah kadung diserang habis-habisan karena mencampuradukkan politik dalam sepak bola.

Mereka memilih untuk tetap mengizinkan Israel ikut berlaga, kalau Piala Dunia U20 di Indonesia tidak dibatalkan, sebagai diplomasi agar menghentikan agresinya ke Palestina.

Apakah ada unsur politiknya? Sebenarnya iya, tetapi mereka salah tafsir karena menganggap penolakan tersebut sarat politik.

Ada standar ganda pada para pencinta sepak bola, kok bisa? Mereka menentang penolakan yang berbau unsur politik, tetapi menginginkan diplomasi yang juga politik.

Ya, mau bagaimana lagi, dari induk sepak bola internasional saja sudah standar ganda, apalagi kalangan di bawahnya.

Jika penolakan Indonesia terhadap Israel akan mengundang ancaman, apakah Israel akan disanksi atas penyerangan ke stadion Palestina dengan gas air mata ini?

Atau, apakah FIFA 'membela' Israel dengan mengatakan insiden di Stadion Faisal Al-Husseini itu karena faktor angin?

Sudah menjadi hukum alam, baik PBB maupun FIFA sama-sama membela 'negara' ini dan sekutunya atas dasar #NoDiscrimination dan mudah memberikan sanksi terhadap siapa saya yang menentang sekutu ini.

Sekali lagi, kita hanya bisa menunggu reaksi FIFA atas masalah ini, apakah bisa adil atau malah menutup mata.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun