Mengapa kini kamu berubah, dulunya kamu suka berbagi cerita dan semangat, sekarang malah mulai dingin?
Mengapa saat ini kamu berubah, dulunya kamu orang yang penuh cinta kasih, sekarang kita mulai terasa seperti berjarak?
Mengapa belakangan ini kamu berubah, dulu bisa membuatku betah, sekarang seolah kamu tidak menginginkan kehadiranku lagi?
Memang, perubahan adalah keniscayaan, tetapi perubahan memiliki 2 muara: menjadi ke arah yang lebih baik atau justru lebih buruk.
Ke arah mana arah perubahanmu? Jelas, ke arah lebih buruk sayangnya, jujur saja aku menjadi kecewa sekarang ini.
Perubahannya sangat jelas, apakah ini adalah kode darimu bahwa aku harus pergi karena kamu sudah muak?
Atau, perubahan itu memang kode darimu untuk mulai berjarak sebelum memutuskan untuk tidak bersamaku lagi?
Kamu tahu, aku kecewa dengan perubahanmu saat ini, sebuah perubahan negatif yang benar-benar bukan hal yang tepat untukmu.
Mengapa tidak pernah mengatakan secara baik-baik kalau aku ada kesalahan yang terluput, mengapa harus dengan kode jika ingin pergi?
Apakah dengan berubah, semua akan bisa baik-baik saja, termasuk aku yang sampai saat ini tidak tahu kesalahanku di mana?
Aku berulang kali gagal dalam urusan asmara karena mereka tidak pernah mengatakan di mana salahku, aku tidak mau terjadi pada kita.
Mengapa tidak bilang padaku kalau kamu mulai jenuh denganku hingga kamu berubah menjadi lebih dingin dibanding awal kita bertemu.
Semua hal akan baik-baik saja apabila kita saling terbuka dan memberitahukan salahku agar bisa saling memperbaiki diri.
Lantas, apakah dengan berubah menjadi lebih dingin akan menyelesaikan masalah kita? Tidak, malah kita justru menjadi renggang.
Menjadi dingin bukanlah solusi yang tepat, bukannya saling berbicara secara terbuka membuatku bisa berkomitmen untuk berubah menjadi hal yang lebih baik.
Dari sering terbuka dan berbicara baik-baik, kita menjadi lebih langgeng daripada harus bertengkar setiap waktu.
Kalau memang ingin pergi, katakan saja daripada harus berubah menjadi lebih jahat meskipun dada ini terasa perih mendengarnya.
Terima kasih perubahanmu ke arah negatif, aku jadi tahu jika kehadiranku seolah berakhir seperti halnya sampah.
Semoga saja, kalau kamu sadar perubahanmu salah, jangan cari aku lagi karena kini mencari orang yang bisa membuatku bahagia meskipun ditampar oleh kesalahan demi kesalahanku.