Ada rasa penyesalan mengapa akun yang sudah saya buat sejak Juni 2020 ini baru saya bisa gunakan Februari 2023.
Padahal, saya akan bisa meraup untung yang cukup besar ketika sudah aktif menulis sejak awal akun ini dibuat.
Baiklah, saya akan berbagi cerita saya menulis di Kompasiana, terutama saat mengetikkan bahasa dengan huruf tambahan selain 26 alfabet Latin ini.
Jadi, saya punya minat dalam bahasa Turki karena bahasanya relatif unik dan agak mendekati bahasa Arab yang saya dapatkan sejak SD (sekolah saya merupakan sekolah agama).
Sebagai informasi, alfabet Turki ada 29 huruf dengan ada 6 variasi dari alfabet Latin umumnya dan minus huruf Q, W, dan X.
Keenam huruf yang divariasi tersebut antara lain:
1. C-cedilla (dibaca ce, beda dengan C dalam bahasa Turki dibaca je)
2. G-breve (yumusak ge, tidak dibaca, berfungsi memanjangkan vokal sebelumnya sebanyak 1 ketukan)
3. I tanpa titik, baik kapital atau kecil (dibaca E pepet, seperti 'elang', berbeda dengan i dengan titik baik kapital maupun kecil untuk vokal benar-benar i)
4. O-diaresis (O dengan titik 2 di atas dengan bentuk bibir membulat)
5. S-cedilla (dibaca sy, seperti 'syin' dalam huruf Arab)
6. U-diaresis (U dengan titik 2 di atas, bentuk bibir sama dengan O-diaresis)
Prinsip saya, menuliskan sebuah kata atau kalimat dalam bahasa asing dibuat semirip mungkin untuk menghindari kesalahan pengartian dan memperkenalkan bahasa tersebut.
Pernah suatu ketika, saya menuliskan beberapa kalimat dalam alfabet Turki, ternyata tidak semua bisa muncul.
Begitu pula dengan nama orang Turki untuk mencantumkan kredit atau sumber foto ilustrasi yang saya gunakan, sebagian ada yang menghilang.
Keenam variasi alfabet inilah yang tidak terbaca oleh sistem Kompasiana saat artikel saya diterbitkan, seolah dihapus padahal saya tidak menghapusnya.
Nah, karena ada beberapa alfabet Turki yang tidak bisa ditampilkan di Kompasiana, saya merasa kesulitan untuk menampilkannya.
Apakah karena Kompasiana hanya menerima artikel dalam alfabet Latin dasar tanpa tambahan lain seperti keenam alfabet Turki ini?
Sepertinya, sistem pada Kompasiana belum bisa menerima tulisan dengan bentuk turunan lain, mungkin bukan hanya bahasa Turki, mungkin huruf Vietnam tidak bisa dideteksi.
Saran saya kepada Kompasiana, tolong untuk menambahkan fitur agar tulisan alfabet Turki yang tergolong turunan ini bisa terbaca oleh sistem saat diunggah.