Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

SAJAK CAIRO

16 November 2011   14:02 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:35 50 0
SAJAK CAIRO

Rinduku wahai debu-debu panas negeri ilmu..
Pasir-pasir butir membutir tersapu angin sela-sela piramid..

Wahai kau wanita bercadar..


masihkah kau dibalut warna hitam..
Sementara di langit sana matahari menembak..


pelurunya tembus diantara Strings dan Piramid..

Lihatlah! Para petualang dunia bergemuruh bagai buih-buih ombak laut merah..


kalam-kalam illahi ditenggelamkan dalam qolb para penjajah ilmu..

Wahai para pujangga syair-syair merdu.. betapa kau tak jemu merangkai kata..


sementara mereka terjungkir mencari sebuah arti dan tenggelam dalam dunia hitam..
Tengoklah laut Merah dengan rahasianya yang masih tersimpan dalam syair-syair merdu para pujangga kehidupan..

Wahai fira’un!! Andai kau masih bernyawa..


lihatlah! Betapa kau merugi dengan keangkuhanmu..

negerimu bagai laut Merah yang menyimpan rahasia kalam-kalam illahi..
Lihatlah! Betapa Allah SWT Maha Kuasa atas segalanya..

Sementara aku terperangah memecahkan teka-teki syair kalam illahi..


dan kau para pemikir sejati..

sanggupkah syair kau ungkap dalam misteri?..
Sementara aku masih termangu membisu..

Atmosfer panas bumi menusuk tajam.. kejam..
Dan matahari pun tenggelam dalam kelam..


dan esok adalah misteri-misteri illahi yang masih harus dipecahkan dalam syair-syair kehidupan...

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun