Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe

Mengapa Saya Ber"Ketuhanan"

4 Agustus 2021   11:11 Diperbarui: 13 Juni 2024   07:39 1214 1
Pembahasan tentang Tuhan beragam dari budaya ke budaya. Ada ratusan bahkan ribuan nama Tuhan. Mulai Aah, Tuhan dari Mesir sampai Zeus, Tuhan di Yunani. "Ketuhanan" sejati sudah ada sebelum nama Tuhan itu ada. Karena nama Tuhan adalah kata benda yang diciptakan manusia. "Ketuhanan" sejati bukan sekedar kata benda dari nama Tuhan itu sendiri. Karena begitu kita menjadikan "Ketuhanan" itu kata benda kita telah mengurungnya dalam suatu kata dan membatasinya. Keberadaan "Ketuhanan" sejati tidak ada batasan terhadap ruang, waktu, materi, energi dan informasi. Sesungguhnya agama-agama dan kepercayaan di dunia menyembah satu "Ketuhanan" yang sama, namun melalui konsep dan pencitraan mental yang berbeda-beda mengenai-Nya. Hal ini disebabkan kesadaran, persepsi, kemampuan pemahaman dan latar belakang budaya yang berbeda-beda setiap manusia. Walaupun persepsi, kemampuan pemahaman dan latar belakang budaya itu bisa menghasilkan citra bahkan konsep yang berbeda, fitrahnya manusia adalah mengakui ada satu /oneness yang sejati (esa : dalam bahasa Sansekerta/echad : dalam bahasa Ibrani/ahad : dalam bahasa Arab) (disimbolkan 1), yang absolute dan infinite dibalik kehidupan alam semesta relative dan finite ini (disimbolkan IxI) serta menjadi sumber dan perwujudan semua (disimbolkan x/~=0). Bila disusun menjadi 0 IxI 1. Bila dibunyikan ini menjadi suara dasar kehidupan. Nama God dalam bahasa Inggris sendiri sebenarnya tidak tepat untuk menyebut satu/oneness yang sejati, absolute dan menjadi sumber tak terbatas/infinity semua keberadaan dan ketidakberadaan alam semesta. Karena kata God bisa menjadi Gods (jamak). Sedangkan  satu/oneness yang sejati, absolute-infinite dan menjadi sumber dan perwujudan semua tidak bisa disifati jamak atau disifati seperti satunya smartphone yang mana banyak satu smartphone yang lain. Termasuk kata Tuhan sebenarnya juga kurang begitu tepat untuk menyebut satu/oneness yang sejati, absolute-infinite dan menjadi sumber dan perwujudan semua karena secara etimologi kata Tuhan berasal dari kata 'tuan' bentukan dari bahasa China "to/tau - wang". 'To' atau 'tau' artinya manusia dan 'wang' artinya 'raja' atau 'penguasa'. Jadi, to/tau-wang secara harfiah "manusia penguasa". Sedangkan  satu/oneness yang sejati, absolute-infinite serta menjadi sumber dan perwujudan semua bukanlah bersifat sosok /antrophomorphisme, manusia/personal. Karena itu lebih pas menyebut diri saya ber"Ketuhanan", tidak seperti Tuhan sosok yang dipandang kebanyakan orang.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun