Konflik yang terjadi di Israel - Palestina tidak tiba-tiba muncul begitu saja. Telah terjadi a deep, induring, intense emotion expressing animosity, anger and hostility terhadap orang-orang Yahudi Zionis yang mewabah berabad-abad lamanya. Dan sebaliknya telah terjadi a deep and extreme emotional dislike berabad-abad orang-orang Yahudi Zionis terhadap orang-orang non Yahudi. Orang-orang, organisasi, kerajaan, negara seperti Tiglat-Pileser III dari Kerajaan Asyur/Asiria Baru, Nebukadnezar II dari Kerajaan Babilonia Baru, Titus Flavius Vespasianus dari Kekaisaran Romawi, Adolf Hitler dari NAZI Jerman, hingga konflik yang terjadi di Israel - Palestina seakan menjadi perwakilan dari kebencian itu dan memiliki kekuatan mengkonsolidasikan kebencian itu sehingga menjadi tragedi kemanusiaan seperti intimidasi, peperangan, pengusiran, genosida, diskriminasi dan seterusnya yang mengerikan. Di luar sana sebenarnya banyak bertebar kebencian terhadap orang-orang Yahudi Zionis, namun impoten atau tidak memiliki kekuatan mengkonsolidasikan kebencian itu. Kebencian ini bisa bersifat instinctive karena merasa insecure, bisa bersifat physiological karena pengalaman traumatik, bisa bersifat social/ideology karena infrastruktur dan suprastruktur masyarakat yang membentuk kebencian. Sayangnya banyak pandangan di masyarakat yang over-generalization, yang menganggap semua orang Yahudi itu buruk, padahal faktanya tidak demikian. Sekelompok orang-orang Yahudi seperti Neturei Karta, Jewish Voice for Peace dan If NotNow sangat sedih atas tragedi kemanusiaan di Palestina dan terus menentang ide-ide zionisme untuk pendirian negara Israel.Â