Kita menetapkan tujuan hidup berdasarkan tingkat pemahaman atas informasi dan imajinasi tertentu. Kita merasa bahwa kita telah mencapai titik dimana kita mengetahui segalanya di alam semesta, padahal pemahaman kita sangat terbatas. Dengan pemahaman yang terbatas maka tujuan yang terbentuk juga terbatas. Jika kita bertumbuh dengan cepat, kita akan merevisi tujuan kita sendiri. Satu contoh ketika kita menetapkan tujuan finansial tahun ini memiliki pendapatan Rp 1,2 miliar per tahun. Dan ternyata kita bertumbuh secara sangat cepat dengan pendapatan Rp 6 miliar per tahun maka kita akan merevisi kembali tujuan tersebut. Sebaliknya bila kita menetapkan target pendapatan Rp 1,2 miliar per tahun tidak ada dedikasi mencapainya maka target pendapatan tersebut hanya akan menjadi keinginan muluk-muluk yang justru menyiksa batin. Friedrich Nietzsche menyampaikan, hope, in reality, is the worst of all evils because it prolongs the torments of man.Â