Di hari raya yang fitri ini, izinkanlah aku menyampaikan keluh-kesahku melalui surut kecil ini kepada-Mu. Di bulan suci ramadhan yang baru saja berlalu, aku banyak sekali mendengar ceramah agama. Baik itu di masjid, di televisi, di acara buka bersama dan ditempat-tempat yang lain. Para penceramah itu sepakat bahwa ibadah apapun yang kita lakukan di bulan suci itu, katanya akan mendapatkan pahala yang berlipat-lipat dari-Mu Ya Allah.
Tapi entah kenapa, semakin aku mendengar tentang pahala yang berlipat-lipat itu, kepalaku ingin sekali digeleng-gelengkan. bukan karena aku tidak setuju dengan ucapan para kiai itu, tapi aku ingin bertanya dimana letak keihlasannya dalam beribadah kepada-Mu jika semua ibadah yang dilakukan hanya mengharapkan pahala yang berlipat-lipat itu.
Setiap aku medengar janji-janji pahala itu aku malah tambah malas dalam beribadah. Bacaan Al-Qur'anku malah lebih sedikit jika dibandingkan bulan-bulan biasanya. Aku ingin sekali bulan ramadhan ini segera berakhir agar aku bebas dari pengaruh janji pahala yang berlipat-lipat itu. Aku hanya ingin beribadah kepada-Mu dengan ihklas sekalipun aku tidak diberi pahala. Aku ingin beribadah kepada-Mu karena keihlasan bukan karena yang lain.
Aku selalu berpikir, jika orang beribadah hanya karena janji pahala yang berlipat-lipat. Bukankah itu seperti anak kecil yang jika patuh pada kedua orang tuanya dijanjikan akan dibelikan ini itu? Aku tidak ingin beribadah seperti ibadahnya anak kecil Ya Allah. Maka Berikanlah aku keihlasan dalam beribadah kepada-Mu. Agar aku hanya mengharap satu hal dalam beribadah kepada-Mu, yaitu mengharap ridha-Mu.
Dan dihari nan Fitri ini, aku mohon petunjukmu Ya Allah. Tunjukkanlah aku ke jalan yang benar-benar Engkau ridh'i. karena sebagai hamba yang masih mencari jati diri aku terkadang bingung dengan diri-sendiri. Aku selalu bercita-cita untuk selalu menjadi manusia yang lebih baik dengan berusaha berjalan dijalan yang telah Engkau tentukan. Tapi kenyataannya, aku selalu terjebak di dalam lumpur kemaksiatan dan kebatilan. Kenyataannya, semakin hari aku malah semakin buruk karena semakin banyak dosa yang telah aku lakukan kepada-Mu.
Di akhir surat ini aku mohon maaf jika aku terlau lancang kepada-Mu. Berilah aku dosa jika apa yang aku tulis ini tidak Engkau sukai Ya Allah.
Dari hamba-Mu yang penuh dosa,
Mohammad Sahrul