menyimak suaramu
tak pasti selalu dengan telinga
menatapmu pun
mataku tak berguna
bahkan di bilik istirahatmu pun
kau ternyata tak hendak ada
bila lupa mengantungi anak kunci
namun kau senantiasa berada di mana-mana
pada bisikan angin
pada galaksi antariksa
pada lubang hitam
di peraduan
di bawah jejak-jejak
bahkan pada lidah yang terluka
duhai,.. kau cabut ruang dari waktu
dan merobek gravitasi
Â
maka tak usah berteriak
bila rindu sejuk tembangmu
sebab suara batu yang paling bisu pun
terlalu lantang di telingamu
maka aku ingin menjadi batu
keras
berat
padat
 bisu
 lumpuh
tapi bahkan lebih jujur dari malaikat
bukan menjadi ombak
yang senantiasa gundah dan nakal
                 Â