dan kesempatan kali ini saya ingin sedikit berbagi peristiwa sore hari tadi dengan si jengki (sapaan akrab jengkol), bahwa sejak saya kecil saya tidak pernah menyicipi seperti apa rasanya jengki ini, setiap kali saya kepincut dengan aroma rendang jengkol dan ingin menyicipi, setiap itu juga ibu langusng membentak dengan suara (hussh) saya tidak tahu secara pasti sebab ibu sangat menghindari jengkol apakah pernah punya pengalaman buruk dengan si jengkol ataukah memang jengkol yang terkenal dengan bau nya yang tidak sedap menjadi momok bagi mamah untuk mendekatinya?? yang jelas saya tidak pernah menanyakan hal ini pada Ibu.
sudah barang tentu ketika seorang Ibu tidak suka dengan salah satu jenis makanan, pasti makanan itu tidak akan pernah tersaji kecuali memang ada permintaan dan itu pun belum tentu terkabul untuk masuk dalam dapur masak, ya begitulah salah satu teritorial kekuasaan ibu adalah di dapur. Dan alhasil kami sebagai anak-anaknya tidak pernah merasakan rasa jengkol yang sesungguhnya itu seperti apa, saya sendiri hanya bisa melihat dengan menelan ludah ketika melihat salah seorang teman memakan jengkol dihadapa saya, itu dulu ketika saya masih kecil sampai SMA
dan suatu ketika ketika saya masih di pesantren ada salah seorang teman dari sunda, dia membawa bekal jengkol untuk dinikmati teman-teman satu kamar atau buah tangan dari kampung, yah itu adatnya di tempat kami waktu itu, setiap kali ada yang pulang ke rumah maka kalau kembali ke pesantren harus bawa makanan untuk dinikmati bersama-sama. saya lanjutkan, ketika ada salah seorang teman membawa bekal jengkol dari rumahnya lengkap dengan sambal yang maknyus punya, jujur keimanan saya roboh waktu itu, saya khilaf dan tanpa fikir panjang saya ikut gabung menikmati jengkol mentah dengan cocolan sambal yang maknyus itu. itu adalah kali pertama saya memasukan jengkol kedalam mulut saya, dan rasanya nikmat sekali, ternyata jengkol mentah saja masuk dalam perut apalagi jengkol yang sudah dipoles dengan racikan bumbu
dan tereetttt.. sore tadi saya berhasil memasukan jengkol ke dalam rumah, setelah saya pamit sama ibu mau membeli jengkol dan seperti biasa ibu membegis (hussh) saya tidak ambil pusaing, karena sudah lama saya mengincar rendang jengkol buatan ibu-ibu yang setiap sore lewat depan rumah dengan jualan yang komplit selain ada rendang juga ada krupuk bodin, bubur aci dan urab.
yeaahh dan saya berhasil memberi 3 rendang jengkol dengan harga 1000 serta krupuk bodin untuk melengkapi kelezatannya, dan itu adalah khilaf yang melezatkan
salam jengkol mania