Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Napas Terakhir Sang Bumi

15 Januari 2025   19:40 Diperbarui: 15 Januari 2025   19:40 65 2
Hembusan angin terasa berat, seolah-olah Bumi berusaha menarik napas terakhirnya. Kota tempat Izzat tinggal kini tak lebih dari gumpalan debu dan asap. Langit tak pernah lagi biru seperti yang diceritakan dalam buku-buku lama. Semua orang hidup dalam kubah-kubah kaca yang melindungi mereka dari udara beracun di luar. Dulu, kota ini dikenal dengan keindahan alamnya, namun sekarang hanya reruntuhan dan tanah kering yang tersisa.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun