22 November 2020 03:12Diperbarui: 22 November 2020 04:183378
Dalam gelap malam yang tak bertepi Dan gonggongan anjing yang saut-menyaut Kerasnya goncangan pikiran, berdansa lembut dengan suara hati Aku merunduk, menafsirkan hidup
Wahai Tuna Wisma! Lapangan hatiku, tak selapang hatimu Tidurlah merangkul sunyi, dan dalam mimpi nirwanamu, Tempeleng aku yang tak punya belas kasih
Wahai Tukang Becak! Daya saingku keras! Namun.. tak sekeras betismu Kayuh, kayuh terus kemewahanmu, Injak aku yang bangga akan "apa-apa"
Wahai Sopir-sopir Mikrolet! Teknologiku mengalir amat deras, tapi kecut dihadapan dedikasihmu tuk melestari Dempul terus mikroletmu, Sedang aku kewalahan mendempul otakku
Wahai Pemulung! Pengaisan ilmuku, kalah jauh dibanding tekunmu mengais pundi-pundi emas Pungutlah dengan sungguh, Dan aku di sini masih sibuk memunguti kata-kata sajakku Memang bodoh benar aku!
Disiplin kalian jelas! Disiplinku plin-plan, kadang tak waras! Kalian khatam tujuan! Aku, aku dirantai dan diborgol kepentingan!
Ajari aku memuai dengan aspal jalanan Yang di baliknya, Banyak gelora perjuangan, Mekarnya harapan, Dan buahnya keikhlasan.
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.