sepotong replika wajah seorang pengembara dari negeri asing:
"kau terduduk serupa patung denganku"
sementara poros telaga bening matamu
terkatup dinding teratai.
barangkali sejenak dapat kuselami di balik wujud siapa dirimu sebenarnya
yang menempuh jalan suluk menuju altar
pengabdian diri dalam rimba
sedang kemilau rona swastamita acapkali menempelkan cumbu rayunya pada kaca.
serupa tempias hujan pelabuhan angin di balik kaca jendela
itu wajahmu semakin tampak menua
mengerut daun telinga sore hari dalam zikir masa berkunjung
larut serta melipat laju bayangmu kian memanjang.
(2020)
KEMBALI KE ARTIKEL