menyesali sumbu matamu yang perlahan mulai menyela
telah kemudian kautulis namaku pada selembar daun kizib pagi hari
bahagia tercurah
matahari terbit dan siluet bulu mata siang terbakar
juga barangkali awan di langit lazuardi itu lantas berkaca di laut
mengenang kembali wajah ombak
dan namaku
mengeja dua mata angin saling berkarung duka
kapal kapal busung dalam ceruk renungan
pasir pantai
sementara pigmen barat seperti genangan darah
menggantung di sudut waktu paling sunyi
ayunan menjelang malam
Malang, 21 November 2020.
KEMBALI KE ARTIKEL