Mengapa banyak orang tertarik dengan konsep ini? Mungkin karena fleksibilitasnya, seperti ketika matahari bebas menentukan kapan ia bersinar. Pekerja di Gig Economy memegang kendali penuh atas waktu dan tempat mereka bekerja. Seseorang bisa memulai hari dari sudut kafe di tepi pantai atau di balik jendela kamar yang menghadap jalanan kota. Tak ada batas. Tak ada aturan baku. Selain itu, semangat kewirausahaan yang tak terpadamkan juga menggelora dalam diri mereka. Menjadi bos bagi diri sendiri, memimpin langkah dan keputusan adalah sesuatu yang kian mendefinisikan kehidupan di era gig ini.
Namun, di balik setiap kebebasan ada harga yang harus dibayar. Tidak ada jaminan seperti sinar bulan yang selalu datang malam hari. Pendapatan para pekerja lepas ini bisa naik-turun seperti ombak. Kesenjangan teknologi menjadi tembok besar bagi sebagian orang, terutama mereka yang belum terhubung dengan perangkat dan internet cepat yang menjadi nyawa dari Gig Economy. Dan tentu saja, tidak ada jenjang karier yang pasti. Pekerja lepas ini sering kali terlempar ke dalam isolasi sosial yang sepi, karena tanpa lingkungan kantor, percakapan hanya ada dengan diri sendiri dan layar.
Meskipun demikian, peluang besar terhampar di depan mata. Dengan Gig Economy, masa depan bisa diatur dari sekarang. Siapa yang bisa menyeimbangkan kebebasan dengan keteraturan, akan menguasai era ini.