Di tengah gempita kampanye literasi yang semakin marak, kita sering kali terjebak dalam hiruk-pikuk kegiatan yang lebih mementingkan selebrasi dan seremoni daripada esensi. Literasi, yang seharusnya menjadi upaya kolektif untuk mencerdaskan bangsa, kini sering kali berubah menjadi ajang pencitraan demi memenuhi ambisi kelompok tertentu. Bagaimana ini bisa terjadi, dan apa yang sebenarnya hilang dari hakikat literasi di Indonesia?
KEMBALI KE ARTIKEL