Pak Agus Basuki, sebagai narasumber utama, menjelaskan bahwa pupuk kompos plus yang dikembangkan tidak hanya bertujuan untuk menambahkan unsur hara dan mengatur pH tanah. Tapi pupuk ini juga berfungsi sebagai pestisida alami yang efektif melawan hama tanaman seperti wereng, ulat, dan sejenisnya. Hal ini tercapai berkat kandungan fungi dan mikroba yang terdapat dalam pupuk, yang berperan sebagai fungisida serta racun bagi hama tanaman.
Proses pembuatan pupuk ini melibatkan bahan-bahan alami seperti kunyit, jahe, lengkuas sebagai pensteril alami. Buah-buahan seperti pisang, buah naga, dan tetes tebu diproses dengan cara diblender dan dicampur dengan air. Campuran ini kemudian diberi starter POC yang telah dicampur dengan pupuk organik, KCL, Urea, dan ZA, serta ditambahkan air sekitar 10 liter.
Setelah proses pencampuran, campuran POC dibiarkan selama satu minggu untuk mengalami proses fermentasi. Setelah masa tersebut, POC siap diaplikasikan ke tanaman dengan cara dicampurkan 1 gelas POC dengan tambahan 100 liter air untuk 4 tangki semprotan.
Harapannya, pelatihan ini akan memberikan dampak signifikan dalam meningkatkan kesuburan tanah pertanian di Desa Slamet. Dengan keterlibatan mahasiswa KKN UIN Malang, diharapkan pula adanya penyebaran pengetahuan serta praktik penggunaan pupuk kompos plus secara luas di masyarakat lokal, memberikan kontribusi positif bagi pertanian di wilayah tersebut.