Anak : Sudah malam.
Terdengar musik dangdut lamat-lamat. Tidak terlihat orangnya. Tapi suara musik dangdut itu semakin lama semakin keras. Seperti para pedagang keliling yang biasa keliling perumahan. Lamat-lamat, suara musik mennurun seperti sudah melewati rumah kita.
Anak : Pulang tidak, ya?
Seperti berbicara dengan dirinya sendiri. Kepalanya dilongokkan ke depan. Mengucek-ngucek matanya seperti sedang memperjelas penglihatannya.
Anak : Bukan!
Lalu anak kecil itu duduk lagi. Menarik kakinya, seperti kedinginan. Matanya masih melotot memperhatikan jalan yang di depannya.
Anak : Kapan pulang?
Suaranya semakin serak. Matanya berkaca-kaca. Tapi, si anak terlihat berusaha untuk tidak menangis.
Anak : Semoga tidak macet lagi.
Anak bangun. Lagi-lagi, melangkah ke depan. Ke arah jalanan. Tapi, mukanya kecewa kembali. Terlihat bayangan seseorang melintas.
Orang : Masih nunggu, Le?
Anak : Iya.
Orang : Ibumu belum pulang juga?
Anak : Mungkin macet.
Orang : Kamu sendirian?
Anak : Iya, Oom.
Orang : Udah makan?
Anak itu hanya tersenyum. Bayangan berlalu. Dan, malam kembali sepi. Anak itu kembali duduk di bangku. Seperti menggigil. Hingga akhirnya tertidur. Ibunya belum juga pulang.
SELAMAT HARI KARTINI......