Tak pernah belajar.
Penyelenggaraan PON bukan sebagai cermin harapan negeri. PON justru sebagai arena cari rezeki. Maka dana PON pun berantakan ke mana-mana. Sementara olahraga terlupa.
Tak pernah mau mengerti.
Budaya. Itulah yang harus diperbaiki. Pendidikan budaya harus digalakkan kembali. Nilai-nilai luruh harus diungkap sebagai wajah negeri.
Pasti bisa asal mau.
Tapi politik selalu jadi panglima. Dan lebih parah lagi selalu menghitung laba. Dari yang menteri sampai yang tukang jual karcis.
Segalanya untuk diri sendiri.
PON Riau adalah kita. Wajah retak yang tak pernah kita cermini. Sehingga kita selalu tak mengerti. Serhingga selalu kita pungkiri. Tapi juga kita lakukan setiap hari. Setiap kali.
Sedih hati ini.
Berita olahraganya tersingkir. Prestasinya tak menggaung. Karena kalah lari. Kalah lari dari korupsi yang menggerogoti. Dari jauh-jauh hari.