Kesusasteraan dan jurnalistik pada saat ini memang begitu bebas dan terbuka, membuat siapa saja dapat berkata dengan opininya. Seruan 'jaga lidahmu' yang terngiang-ngiang di benak para redaksi pada tahun 1972 pun sudah kian pudar di telinga. Namun, pernahkah kita bertanya-tanya bagaimana babak baru ini bermula dan siapa yang mempromotorinya ?
KEMBALI KE ARTIKEL