Mohon tunggu...
KOMENTAR
Healthy

Mahathir: Jangan banyak makan

29 September 2013   11:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:14 493 0

Ratusan warga beragam etnis, terutama Cina, Melayu, dan India, hadir memerahkan lapangan dengan kaos merah berlogo jantung. Secara sepintas, jumlah warga China yang hadir nampak lebih dominan dibandingkan etnis Melayu dan India. Hal yang sama juga terlihat di jajaran pengurus Women’s Heart Health Organization dan panitia penyelenggaranya. Berdasarkan pengalaman penulis selama ini, warga berkulit putih ini memang dikenal suka berolahraga.

Bukan hanya di Taman Titiwangsa ini saja, ketika mendaki Gunung Nuang, gunung tertinggi di negara bagian Selangor, penulis juga menjumpai warga etnis Tionghoa ini tampak sangat gemar dan kuat dalam urusan pendakian, mulai dari anak-anak hingga kakek nenek. Tatkala penulis dan rekan-rekan sesama mahasiswa Indonesia sudah terengah-engah, puluhan orang tua Cina mendaki dengan cepat dan riang gembira, tanpa terlihat lelah. Mereka tampak seperti orang muda saja, sementara kami tampak bagaikan orang yang sudah tua. Hehehe. Dalam hal ini, umat Islam nampaknya perlu belajar dari mereka, persis seperti perintah Nabi Muhammad yang mendorong kita agar belajar dari bangsa Cina, meskipun tanpa menginjakkan kaki di negeri tirai bambu itu, karena biaya terbang kesana tidaklah murah, walau dengan tiket promosi AirAsia sekalipun. Namun demikian, kita tentu saja tetap bisa belajar dari mereka dimana pun mereka berada, termasuk di taman dan gunung.

Yang amat menarik dari sambutan singkat Tun Mahathir adalah terkait dengan rahasia kesehatan fisik beliau. Walaupun sudah berusia 88 tahun, beliau masih tetap hidup sehat, segar bugar, dan mampu memberikan ceramah di berbagai forum. Setelah mengucapkan terima kasih kepada tim dokter yang selama ini membantu menjaga kesehatannya, Tun menyebut di antara resep kesehatannya, yaitu tidak banyak makan, tidak merokok, dan tidak minum alkohol. Walaupun mungkin sederhana dan bukan hal yang asing di telinga kita, namun menerapkannya secara konsisten seperti beliau tentu bukan hal yang mudah, terutama point pertama. “The more you eat, the bigger your belly is, and the bigger your belly the more and more you would eat,” ujar beliau yang artinya kurang lebih, “semakin banyak anda makan, semakin besar perut anda, dan semakin besar perut anda, maka semakin banyak pula anda akan makan.”

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun