Harta dan kekayaan itu bukanlah segala-galanya, pun pangkat dan jabatan. Keduanya tidak akan banyak artinya apabila manusia selalu dalam kondisi sakit alias tidak sehat. Oleh karena itu, sering pula bidang kesehatan ini selalu menjadi bahasan populer di setiap perhelatan politik.
Sehat adalah cita-cita semua orang. Dan apabila tubuh telah terserang berbagai rasa sakit kita akan berburu obat, dokter untuk segera dapat menetralisir rasa sakit itu. Siapapun, dalam keadaan memiliki uang atau tidak dipastikan akan mencari upaya untuk mengobati sakitnya.
Dalam keadaan sakit inilah kita akan bergerak mencari dokter sesuai dengan uang yang kita miliki. Karena kondisi yang berbeda inilah, tentu setiap orang memiliki pilihan yang berbeda-beda.
Bagi mereka yang berkantong tebal, biasanya akan melirik rumah sakit yang besar dengan fasilitas yang mewah pula. Mereka juga memilih dokter-dokter yang bagus dan mahal. Tidak hanya itu obat-obat yang diincarnya juga obat-obat yang mahal karena diharapkan akan cepat membantu kesembuhannya.
Namun bagi orang yang pas-pasan memiliki pilihan sendiri. Mereka lebih nyaman mencari dokter atau rumah sakit yang secara kantong juga nyaman. Puskesmas biasanya menjadi rujukan awal ketika mereka sakit. Kalau bukan Puskesmas, dokter-dokter klinik akan menjadi pilihan berikutnya. Karena kedua tempat itu lebih terjangkau biayanya baik dari sisi dokter, obat-obatan, maupun biaya rawat inap bagi yang harus menginap.
Bagi sebagian orang kenyamanan berobat itu bukan terletak pada rumah sakit besar atau kecil, akan tetapi lebih terletak pada sikap dokternya yang tidak kaku dan selalu memberikan pencerahan kepada pasiennya.
Dari pengalaman penulis, sering kali dokter-dokter yang hanya memburu kecepatan pengobatan atau katakanlah dokter mahal, cenderung tidak "bersahabat" kepada pasien karena sering nampak buru-buru. Pasien itu sejatinya selain mencari obat atas penyakitnya, ia juga mencari suntikan motivasi bahwa penyakitnya akan sembuh. Pernyataan-pernyataan dan sikap positif dokter akan menjadi sugesti bagi kita bahwa penyakit itu dapat kita sembuhkan.
Edukasi terhadap pasien bukan masalah waktu. Tanggung jawab dokter seharusnya tidak berbatas pada memberikan diagnosa terhadap penyakit kemudian memilihkan obat, namun lebih dari itu adalah bagaimana dokter (atau rumah sakit) itu mampu memberikan penjelasan dengan baik kepada para pasien.
Karena dengan mendapat perlakuan "dimanusiakan" kita sebagai pasien akan mendapatkan kenyamanan dalam berobat. Kenyamanan kita dalam berobat adalah penyakit kita tertangani dengan baik, obat-obat yang disarankan dapat dijangkau, rumah sakitnya ideal, bersih dan humanis dan karyawan dan dokternya bersikap ramah dan rela meluangkan waktu untuk menjelaskan hal-hal yang kita perlukan.