Cukup menjadi manusia untuk melihat benar dan salah dalam percakapan bernegara. Siapapun presidennya. Orang yang pikirannya terpenjara akan ambigu, dibatasi oleh jenama yang melekat pada persona dirinya, meringkuk abadi di dalam kotak sempit dan membuat penyangkalan atas fakta.
KEMBALI KE ARTIKEL