Dalam Hadis pun juga banyak kita dapati anjuran-anjuran senada. Seperti Hadis berikut, “Berpikirlah kalian perihal ciptaan Allah swt, dan janganlah berpikir perihal Zat Allah.” Hadis lain menyebutkan, “Berpikir sesaat lebih baik daripada ibadah enam puluh tahun.”
Anugerah teragung yang diberikan Tuhan pada manusia adalah akal. Dengan instrumen akal kita dapat berpikir. Dengan berpikir kita bisa belajar dan mengerti banyak hal. Dengan berpikir kita dapat menemukan jati diri, eksistensi dan esensi. Dengan berpikir pula kita mengetahui betapa besar anugerah dan karunia ilahi. Sudah semestinya kita memuji dan mensyukuri.
Semisal kita ingin belajar kesuksesan, kita bisa belajar dari pohon. Pohon memiliki banyak manfaat, baik dikarenakan buahnya ataupun karena rindangnya. Pohon sebelum berbuah atau tumbuh menjadi pohon rindang, ia terlebih dahulu harus melalui tahap-tahap yang sulit. Seperti usahanya keluar dari timbunan tanah. Ia lewati semua itu dengan sabar, semangat, dan tekun, hingga pada waktunya ia pun menjadi pohon yang berbuah dan rindang.
Jika kita ingin belajar kerendahan hati, belajar lah pada padi. Padi semakin berisi, semakin rendah diri. Ia menunduk, tidak congkak seperi Fir’un yang manasbihkan diri sebagai ilahi. Tambah menunduk, padi justru bisa lebih banyak memberi.
Maka, belajarlah. Gunakanlah pikiran dan akal kita. Tuhan menciptakan manusia bukan untuk gagal. Justru sebaliknya, manusia diciptakan untuk sukses. “Bepaculah kalian dalam hal kebaikan.” Salah satu firman Tuhan yang menunjukkan manusia itu harus sukses dan tentu haram gagal.
Nah, di antara alat primer dan utama mendapatkan kesuksesan adalah memfungsikan akal pikiran dengan baik dan maksimal. Tanpa akal, kita tidak bisa. Akal ada, namun tidak berpikir nihil hasilnya. Berpikir yang tidak ditindak lanjuti adalah sia-sia. So, jika memang Anda benar-benar manusia, hidupkan pikiran Anda!