Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik Pilihan

Antara Pemilu, GIGO dan Rasionalitas Memilih

5 April 2014   09:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:03 79 0
Mendekati hari Pemilu legislatif yang tinggal 4 hari lagi ini sudah dipastikan bahwa adrenalin para caleg dan partai politik akan semakin berdesir dan berpacu naik. Televisi-televisi pun telah sesak dijejali iklan-iklan poltik dari partai peserta Pemilu yang padat berseliweran sejak 16 Maret lalu. Entah berapa dana yang disediakan dan dari mana, masyarakat agaknya tak ingin tahu menahu.

Berbicara mengenai masyarakat, sebagian besar pengamat mengatakan bahwa masyarakat Indonesia sudah cerdas dalam menggunakan hak pilihnya. Mengkin pernyataan ini lahir seiring dengan fenomena pertumbuhan masyarakat kelas menengah di negeri ini. Kelas menengah bisa digambarkan sebagai kaum proletar yang naik kelas dan tercerahkan secara intelektualitas.

Masyarakat kelas ini setidaknya sudah pernah merasakan bagaimana hidup sebagai korban kebijakan politik yang tidak pro-rakyat. Lalu dengan meningkatnya kapasitas berpikir itulah yang kemudian menyebabkan masyarakat kelas ini semakin tidak mudah dibohongi dengan janji-janji politik dari partai peserta pemilu. Akumulasi kekecewaan masa lalu itulah lalu dimanisfestasikan dalam bentuk Golput alias tidak memilih.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun