BERMULA dari pengalaman saya menghadiri wisuda pacar beberapa waktu silam. Ada seorang perempuan yang datang dan memberinya seikat bunga disertai kartu ucapan. Di mana ia bilang bahwa pacar saya harus membaca dan menyimpan ucapan itu sebaik mungkin. Sebagai seorang pacar, tentu saja saya naik pitam. Namun melihat situasi yang tak memungkinkan bagi saya untuk mencak-mencak, maka saya menahan amarah dengan tersenyum dan duduk diam di sisi calon ibu mertua saya. Tak saya duga, calon ibu mertua saya berbisik, “jangan lara ati, perempuan seperti itu adalah perempuan lebay.” dengan nada mencoba untuk menenangkan saya dan penuh kebijaksanaan. Bahkan ibu masih mengulangi ucapannya itu ketika saya mengunjungi ke rumahnya. “Dia itu perempuan lebay, kamu tidak usah sedih ya.”