Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Cerpen | Angkringan Mbak Mawar

29 Agustus 2019   10:36 Diperbarui: 29 Agustus 2019   10:40 61 1
Oleh: Amalia Tus Solikhah

Siang ini matahari sedang berada di puncak prestasinya. Bersinar terang dan menyilaukan. Tidak ada awan mengapung. Tidak ada pohon yang cocok untuk berlindung. Entah apa yang sedang terjadi, mungkin ini yang dinamakan pemanasan global. Suhu bumi meningkat, katanya. Yang aku pikirkan adalah apa yang penguin lakukan? Apakah mereka akan hijrah, jika daratan kutub es mereka meleleh dan menjadi lautan? Ah, pikiranku sedang kacau, yang aku inginkan sekarang hanya segelas es teh manis yang menyegarkan kerongkongan.

Akhirnya kuputuskan untuk membeli es teh manis di angkringan favoritku seorang diri. Ya, es teh manis murah meriah sangat cocok bagiku yang seorang mahasiswa rantau. Hanya dengan uang dua ribu rupiah saja, aku bisa menikmati es teh manis yang segar dan memandangi penjualnya yang seorang janda muda cantik menggelegar. Terkadang aku bertanya-tanya, mengapa wanita muda yang cantik luar biasa seperti dia menjadi janda? Tidak mempunyai otakkah mantan suaminya tersebut sehingga dia melepaskan Mbak Mawar yang---coba lihatlah dia, masih muda, cantik, baik hati, anggun, ah pokoknya dia sangat memesona.

Entah mengapa hari ini jiwa "Dora"-ku alias rasa kepoku sedang aktif-aktifnya. Aku sangat ingin tahu, mengapa Mbak Mawar yang cantik dan anggunnya bak Miss Universe ini berpisah dengan suaminya? Dan siapa tahu Mbak Mawar membuka pendaftaran calon suami untuk dirinya? Dan siapa tahu, aku adalah salah satu tipenya? Siapa tahu, iya kan?
Angkringan Mbak Mawar tidak seramai biasanya, hanya ada satu dua orang yang sedang berbincang sambil menikmati tempe mendoan. Jadi, ketika Mbak Mawar menghidangkan es teh manis untukku, kuberanikan diri untuk mewawancarainya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun