Oleh Muhammad Julijanto
Apa yang kita katakan kepada anak kita, ketika kita mengantar pertama kali masuk sekolah atau pesantren yang menjadi pilihan anak kita. Tahun ajaran baru menjadi hari-hari yang sangat sibuk bagi anak-anak yang akan melanjutkan studi. Mereka memilih dan memilah tergambar masa depan yang cerah dengan proses pendidikan yang akan dilalui oleh anak-anak kita.
Setiap anak adalah individu utuh yang unik mereka berbeda sekalipun berada dalam satu rahim yang bergantian dilahirkan oleh ibu. Mereka mempunyai kepribadian yang berbeda sesuai dengan lingkungan yang membentuk dan pertumbuhan dan perkembangan sikap mental serta kognisinya.
Perlakuan orang terhadap anak juga akan mempengaruhi tumbuh kembang anak dalam kepribadian dan sikap mentalnya serta ketangguhannya menghadapi berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Ada anak yang mudah sekali putus asa dan emosional ketika apa yang tidak diharapkan menghampiri dirinya. Bahkan tempat mental sangat emosional dan meledak-ledak bila apa yang dikehendaki tidak tercapai saat itu.
Mestinya anak sudah mulai dikenalkan dengan dinamika sosial yang ada di sekitarnya bahwa tidak setiap apa yang dikehendaki akan tercapai dengan mudah sehingga mentalnya menjadi lemah tidak tangguh untuk menghadapi kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Ketika mental dan sikap moralnya Sudah tumbuh dan berkembang baik dia sudah siap untuk menghadapi berbagai problematika kehidupan yang akan silih berganti menghampiri dirinya. Keterampilan dan kemampuan untuk mengatasi masalah itulah yang akan menjadikan anak bisa Survive dalam medan kehidupan apapun kondisinya.
Maka memilihkan pendidikan yang terbaik dan sesuai dengan passion anak kita adalah cara orang tua untuk menjadi aksesor yang sukses mengantarkan anaknya ke Puncak kompetensi yang dibutuhkan dalam kehidupan.
Maka Orang tua harus menyiapkan kurikulum untuk tumbuh kembang anak agar tercapai profil yang dikehendaki oleh orang tua namun juga tidak terlalu ngoyo dan memaksakan diri kepada anak sehingga anak kehilangan kebebasan ekspresinya untuk menemukan jati dirinya.
Orang tua mestinya adalah menyiapkan ruang lingkungan miliu yang relevan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga bisa menjadi pribadi yang utuh dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dimiliki anakMaka setiap orang tua harus mempunyai visi tentang masa depan anaknya dan menyiapkan segala infrastruktur dan suprastruktur agar anak bisa optimal dalam mencapai puncak prestasi menjadi pribadi yang utama siap untuk menjadi pelanjut yang diandalkan oleh orang tua.
Pilihan orang tua terhadap lembaga pendidikan tentunya sudah disesuaikan dan didiskusikan dengan matang bersama anaknya tentang apa yang ingin diraih tentang apa yang diimpikan tentang profil apa yang ingin diwujudkan dalam diri anak sehingga orang tua mengarahkan dan memberikan road map peta kehidupan yang harus ditempuh untuk sukses dalam segala kondisinya.
Oleh karena itu saya mempunyai kurikulum untuk anak saya harapan-harapan yang insya Allah bisa dicapai oleh anak sesuai dengan kapasitas kemampuan dan pergaulan kita selama berada di rumah serta aktivitas Apa yang dilakukan oleh anak dalam membentuk karakter yang ingin diwujudkan.
Maka dalam hal ini saya menuliskan beberapa harapan yang saya tujukan langsung kepada anak dan saya bacakan di depan anak dan istri serta saya tanyakan poin-poin itu apakah paham dan mengetahui. Bila belum paham maka kewajiban kita untuk menjelaskan harapan orang tua terhadap tumbuh kembang anak yang kita cintai. Berikut adalah beberapa contoh harapan yang saya Tuliskan untuk anak saya atas nama (An.) Muhammad Hanana Ramadhan yang saat ini masuk sekolah menengah atas SMA di sebuah pesantren Boarding School.
Saya berharap kalian bisa:
1. Â Â Â Bisa bersosialisasi bersama teman-teman
2. Â Â Â Bisa berkomunikasi dengan teman-teman dan yang lainnya
3. Â Â Â Terus meningkatkan hafalan Al Qur'an 30 juz dan mengamalkannya
4. Â Â Â Semakin sholeh tawadu' dan akhlaknya terpuji
5. Â Â Â Semakin tekun dalam belajar
6. Â Â Â Semakin peka terhadap lingkungan
7. Â Â Â Semakin menguasai bahasa Arab, Inggris dan Informasi Teknologi
Wonogiri, 15 Juli 2023
Wali santri
Â
Muhammad Julijanto
Pemilihan pendidikan orang tua yang mengirimkan anaknya pria ataupun wanita ke pesantren konon untuk menguasai ilmu akhirat. Ada juga yang dikirim ke sekolah untuk agar memiliki ilmu dunia dan ada yang menuntut keduanya yaitu pagi belajar ilmu dunia dan sore pergi mengaji disuruh langgar mushola atau masjid terdekat yaitu Taman Pendidikan Alquran kalau pada tahun 80-an dikenal sekolah Arab atau Madrasah Diniyah.Â
Syukurlah yang apabila orang tuanya memperhatikan kehidupan buah hatinya makanya anaknya sehingga mereka dalam menunaikan pendidikan kepada anak-anaknya betul-betul mencari pendidikan di mana mempelajari kedua ilmu tersebut seperti pondok pesantren ataupun ada beberapa pesantren yang hanya mengajarkan pendidikan ilmu akhirat saja maupun dua-duanya.Â
Bersyukurlah bagi kita yang bisa mempelajari keduanya, akan tetapi ingat pelajaran umum fungsinya menunjang pelajaran agama agar menjadi manusia yang tahu kehidupan akhirat dengan dunianya. Ke mana Seharusnya saya mengirimkan anak-anak untuk sekolah ngaji atau mengaji sekolah. Generasi yang akan memisahkan shalatnya dari fungsi sosial kemasyarakatan.
Saya takut kalau anakku menjadi Kyai yang tidak mampu memfungsikan nilai Islam menjadi kenyataan hidup di muka bumi, sehingga malah laku berbalik mengkritik dan menyerang Islam sebagai ajaran yang utuh disampaikan dan diajarkan.
Kata WS RendraÂ
Aku bertanya#Apakah guna pendidikan# bila hanya akan membuat orang menjadi asing #di tengah kenyataan persoalan keadaannya #Apakah guna pendidikan bila hanya mendorong seorang menjadi layang-layang di ibukota# Ketika pulang ke daerah Apakah gunanya seorang pelajar belajar filsafat sastra teknologi kedokteran atau apa saja # bila pulang ke daerahnya lalu berkata: di sini aku merasa asing dan sepi#
Â
Maka untuk mewujudkan harapan tersebut kepada anak orang tua harus menjalin komunikasi dengan pihak sekolah ataupun pesantren sehingga bisa saling berkolaborasi untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak. Bila ada data-data yang menunjukkan penyimpangan perilaku pada perubahan sikap mental anak di tempat sekolah atau di pesantren maka segera berkomunikasi dengan guru atau Ustadz pengampu wali kelas Wali asrama atau dengan Guru bimbingan konseling atau psikolog agar kita dapat segera mengatasi perubahan sikap mental anak dalam pembelajaran di sekolah maupun di pesantren.
Kolaborasi antara orang tua dengan pihak sekolah sangat signifikan untuk membangun mental dan karakter anak yang lebih optimal dan tidak tumbuh berkembang secara liar tanpa adanya kontrol bimbingan dari orang-orang terbaik. Pendidikan sekolah dan pendidikan rumah merupakan dua kolaborasi yang saling melengkapi dalam rangka untuk membangun tumbuh kembang anak lebih optimal, sehingga kolaborasi keduanya harus berjalan secara harmonis saling bertukar data dan informasi tentang tumbuh kembang anak peserta didik. Sehingga tidak ada kelemahan yang berlarut-larut hingga menjadi suatu karakter pada diri anak tanpa terpantau secara kualitatif maupun kuantitatif.
Nilai-nilai apa yang sudah dibangun oleh sekolah ataupun pesantren ketika anak berada di sana. Dan pada saat liburan anak-anak pulang kembali ke rumah maka menjadi tugas dan tanggung jawab orang tua untuk anak agar terjaga puzzle puzzle yang sudah disusun oleh sekolah ataupun pesantren tentang tumbuh kembang anak akan terjaga minimal tidak terjadi kontaminasi dan penurunan maka dengan sekuat tenaga Orang tua harus mempertahankan dan syukur menambah bobot bobot yang lebih berkualitas untuk tumbuh kembang anak titik liburan bisa mendesain anak lebih kreatif dan mempunyai kemampuan explore terhadap bakat minat yang ingin dikembangkan.Â
Seperti anak mempunyai hobi minat dalam bidang tertentu dan belajar melalui YouTube atau media sosial yang dia miliki namun dalam kontrol pantauan orang tua. Sehingga Setiap anak melihat dan mengakses media sosial yang dia miliki dapat didiskusikan bersama orang tua untuk menemukan nilai-nilai yang bisa membentuk kepribadian dalam pertumbuhan dan perkembangan anak.
Inilah strategi yang bisa kita lakukan sebagai suatu percobaan ataupun sebagai suatu model yang ingin kita terapkan dalam membangun kepribadian dan tumbuh kembang anak lebih baik di masa yang akan datang. Tentu semangat ini bila ada kekurangan untuk segera dievaluasi dan terus didialogkan bersama anak agar anak betul-betul memahami apa yang dikehendaki oleh orang tua dan anak dapat mengimplementasikannya secara mandiri dan bertanggung jawab.Â
Semoga anak-anak kita menjadi generasi yang tangguh visioner berkarakter dan santun dalam kehidupan sosialnya. Amin ya robbal 'alamin.