Berdasarkan:
1. Track record: prestasi atau catatan hitam.
2. Program: apakah ia memiliki jawaban bagi tantangan masa depan, apakah ia menawarkan solusi bagi persoalan yang selama ini menggelayuti bangsa.
Namun jarang terdengar pemilih disarankan untuk memilih capres berdasarkan personality para capres, padahal personality bisa digunakan untuk mengukur potensinya dalam  merugikan atau membahayakan masyarakat, negara, bahkan kemanusiaan.
Neuroscience sejak beberapa dekade terakhir menyediakan cara mudah untuk mengamati personality capres. Saya sudah menulis beberapa artikel mengenai itu. Salah satunya klik di sini: Sociopath di Antara Calon Ini-Itu. Di artikel itu ada daftar ciri dari personality disorder yang mesti dikenali.
Ada beberapa personalities yang sering dibahas oleh neuroscience, namun personalities yang berbahaya yang tentu penting atau sering dibahas, misalnya sociopathy yang sebutan akademisnya adalah ASPD atau AntiSocial Personality Disorder. Kata antisocial itu bukan berarti orang yang menghindari interaksi sosial atau suka menyendiri, tetapi orang yang melawan atau kontra pada pada norma atau apa yang berlaku di masyarakat.
Secara singkat neuroscience menghimbau agar berhati-hati dengan orang dengan ciri sociopath yang ada di sekitar Anda, juga cara menghadapinya. Itu juga artinya Anda jangan sampai memilih sociopath sebagai pemimpin. Ada satu buku bagus yang menjelaskan secara rinci mengapa masyarakat malah cenderung memilih sociopath sebagai pemimpin. Buku itu berjudul "Why We Elect Narcissists & Sociopaths" yang ditulis oleh Bill Edy yang profilenya bisa dilihat di sini: (klik di sini).