Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Rocky Gerung dan Dunia Politik di Era AI

1 Agustus 2023   17:13 Diperbarui: 7 Agustus 2023   05:20 227 1
Baru-baru ini Rocky Gerung & Jumhur Hidayat sesumbar akan berdemonstrasi bersama 1 juta orang. Sesumbar ini agak mirip dengan gerakan 212. Jagad Indonesia pun gonjang-ganjing. Bukan karena sesumbar itu, tapi karena Rocky disebut menghina Jokowi.

Satu juta orang berdemonstrasi itu berarti ada 10.000 kelompok kecil terdiri dari 100 orang yang masing-masing dipimpin oleh 1 korlap.

Biaya tiap demonstran minimal adalah 300 ribu Rupiah (seragam, atribut, spanduk, makan & minum, transportasi dll). Total: 300 M Rupiah.

Tiap korlap dibayar 1 juta Rupiah. Total: 10 M Rupiah.

Tukang cuap-cuap dengan speaker  sekitar 20 orang masing-masing dibayar 2 juta. Total: 40 juta Rupiah.

Perancang demonstrasi ada 10 orang, masing-masing dibayar 100 juta. Total: 1 M Rupiah.

Perkiraan biaya demonstrasi 1 juta orang itu adalah di kisaran 350an M Rupiah. Tidak terlalu mahal sebenarnya untuk para bohir (pendana). Tapi para bohir cenderung pelit, karena mereka berpikir: jika berhasil berdemonstrasi dengan 1 juta orang, lalu apa? Kerusuhan? Tidak mungkin bikin demonstrasi tiap hari selama sebulan, karena ongkosnya menjadi terlalu mahal.

Jokowi itu presiden terkuat sepanjang sejarah Republik ini berdiri. Saat ini gak ada kemerosotan ekonomi atau keguncangan sosial, atau rusaknya pilar-pilar negara, atau kepolisian dan TNI yang terpecah-belah. Kondisi berantakan seperti itu yang ada di 1998 sehingga pemerintahan Soeharto bisa jatuh terjerembab. Itu sebabnya pengganti Soeharto nyaris sama saja, karena terlanjur ketularan tradisi bejat yang sama.

Oleh karena itu, gak heran jika banyak yang bertanya begini:

Apakah Rocky Gerung, Jumhur Hidayat, dan mereka yang ada di samping dan di belakangnya sedang berada dalam pengaruh narkoba saat mereka sesumbar bisa mengguncangkan pemerintahan Jokowi?

350an M itu sebenarnya jumlah uang yang terlalu banyak untuk merancang sebuah kampanye di medsos, karena kita sekarang hidup di zaman medsos yang sudah AI-powered (jangan kasih tau mereka apa arti AI-powered).

Bongbong Marcos tahun lalu berhasil "memanipulasi" masyarakat Philipina yang sekarang diisi (didominasi) oleh generasi baru yang tidak merasakan gilanya pemerintahan diktator Ferdinand Marcos yang ayah dari Bongbong.

Donald Trump juga begitu. Saat ia muda ia pernah sesumbar akan menjadi presiden, karena masyarakat mudah dimanipulasi, kata Trump. Itu ia buktikan dengan membanjiri medsos tiap jam tiap hari untuk memanipulasi masyarakat.

Jadi, jangan terlalu menghabiskan waktu dan tenaga untuk "mengurus" Rocky dan kawan-kawannya. Di zaman AI sekarang ini, Rocky itu udah kehilangan relevansinya. Ia akan terus di pinggiran arena, melongo melihat zaman yang berubah dengan cepat. Sesekali ia akan mengeluarkan makian, namun ia di luar arena.

Sementara itu para bohir di belakang Rocky (jika mereka pintar) akan segera membuang Rocky dan merekrut mereka yang tahu bagaimana menggunakan AI untuk menghantar mereka menjadi diktator baru atau mendirikan pemerintahan authoritarianism di zaman baru yang mungkin saja membuat mereka menjadi God-like.

M. Jojo Rahardjo

Sejak 2015 menulis ratusan artikel & video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan. 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun