Apakah itu sudah berlangsung sejak lama? Atau baru berlangsung beberapa tahun terakhir ini? Pertanyaan itu yang harus dijawab oleh Polri, jika ingin citra atau wibawanya di mata masyarakat cepat kembali pulih. Jangan biarkan masyarakat terlalu lama cemas dalam soal ini. Jangan biarkan masyarakat pesimis bakal mendapatkan perlindungan dan pelayanan Polri saat menghadapi persoalan hukum.
Bukan itu saja, Indonesia pantas mendapatkan pelajaran penting dari kasus Sambo ini, yaitu bahwa soal kesehatan mental atau soal personality disorder harus mendapat perhatian lebih daripada sebelumnya. Lembaga negara, apalagi lembaga penegak hukum harus bersih dari mereka yang kurang sehat mentalnya atau memiliki ciri personality disorder yang bisa membahayakan masyarakat. Harus ada cara untuk mencegah mereka tidak merusak nama baik lembaga negara. Sains seputar ini memang benar baru berkembang di dunia beberapa dekade terakhir, namun tidak berarti sulit bagi Indonesia untuk mengejarnya.
Sejak pertama kali sudah "terungkap", bahwa Brigadir Joshua dibunuh dengan sadis (dari pemeriksaan pada jenazah Joshua oleh kelurga). Kondisi jenazah Joshua membuat keluarga mengendus adanya pelaku yang sadis di antara mereka (semua) yang berada di rumah Duren Tiga itu. Tentu sangat gampang juga untuk mengendus, bahwa salah satu pelakunya adalah Ferdy Sambo, karena ia serta-merta merusak TKP dan berbohong ke banyak pihak. Saat awal, tentu saja tidak ada yang tahu apakah ia eksekutor Brigadir Joshua (menurut kesaksian Bharada Richard Eliezer), namun karena Sambo adalah perusak TKP, maka ia terendus menjadi salah satu pelaku atau otak dari pembunuhan Brigadir Joshua.
Ia pun pantas diendus memiliki ciri orang yang tidak memiliki empathy, karena menutupi atau mengaburkan apa yang sebenarnya terjadi pada pembunuhan Brigadir Joshua. Dalam artikel pertama yang saya tulis seputar kasus Sambo ini di tanggal 23 Juli (lihat di sini), saya sudah menyebutkan, bahwa Sambo terindikasi memiliki ciri Dark Triad Personality yang artinya orang yang berbahaya bagi masyarakat jika ia memiliki posisi strategis di masyarakat, termasuk jika misalnya ia seorang pemuka agama. "Terungkap" kemudian, bahwa ternyata Sambo yang melakukan eksekusi tembak jarak dekat ke kepala Brigadir Joshua.